ABSTRAKSkripsi dengan judul "Penggunaan Bahan Alam dan Barang Bekas Sebagai Media Kolase untuk Mengembangkan Kemampuan Motorik Halus Anak Kelompok B Di TKIT Daarussalam Tulungagung" ini ditulis oleh Ariffatul Lailiyah, NIM 17206163014, pembimbing: Errifa Susilo, M.Pd. Kata Kunci: Bahan Alam, Barang Bekas, Kolase, Kemampuan Motorik Halus. Siswamemilih salah satu dari gambar yang telah dibuat dandituangkan dalam bentuk karya kolase di kardus bekas Guru menjelaskan kepada siswa tentang metode memecahkan masalah dalam pecahan senilai. Siswa berdiskusi secara berpasangan dan menuliskan contoh sikap peduli lingkungan dan contoh sikap tidak peduli lingkungan. Kolasemerupakan satu di antara banyak karya seni sederhana yang bisa diajarkan pada anak-anak. Kolase termasuk jenis karya seni menempel selain montase, aplikasi, dan mozaik. Kolase dibuat dengan memadukan beragam bahan yang memiliki corak khas, seperti kayu, kerang, daun, bebatuan, bunga, bahkan kertas bekas. Fast Money. C. Bungkus Mie Dari Kertas Origami, Daun Kering, Dan Kulit Buah Salak Hanya Bungkus Mie Instan Yang Tidak Bisa Di Buat Menjadi Kolase. Contoh Dari Kolase Menggunakan Kertas Origami = Kupu - Kupu Dan Buah - Buahan. Contoh Dari Kolase Menggunakan Daun Kering = Kura - Kura Dan Dari Kolase Menggunakan Kulit Buah Salak = Landak. ⃢~ Opung~⃠⃫⃟⃤᳗᳐ JawabanC. bungkus mi instanPenjelasanKolase adalah suatu teknik dengan cara menempelkan Kertas origamiDaun keringKainDllPada suatu bentuk yang telah ditentukan. Keberadaan barang-barang bekas seperti, koran, majalah, kardus, kaleng, plastik, dan daun-daun kering di sekitar rumah kita sering kali dianggap sebagai sampah yang tidak berguna. Namun siapa sangka ternyata barang-barang tersebut bisa digunakan sebagai karya seni kolase yang sangat indah. Karya seni yang satu ini dapat mengubah barang-barang yang tidak dianggap tidak berguna disekitar kita menjadi sebuah karya yang luar biasa. Apa itu kolase? Kolase adalah sebuah karya seni yang dibuat dengan cara menempel potongan, pecahan, atau kepingan bahan material yang terbuat dari kertas, kaca, biji-bijian, kerang, kulit kayu, dedaunan, atau bahan alam lainnya. Bahan-bahan tersebut ditempelkan pada sebuah gambar sehingga membentuk warna yang indah. Kolase merupakan karya seni rupa dua dimensi yang menggunakan berbagai macam paduan bahan. Kolase juga bisa berbentuk tiga dimensi yang disebut dengan asemblase. Selama bahan-bahan tersebut dapat dipadukan dengan bahan dasar, akan menjadi karya seni kolase yang keindahannya sangat luar biasa. Menurut Prof. Sofyan Salam, Kolase yaitu segala sesuatu yang ditempel. Jika kita menempel kursi di dinding, maka hal itu juga bisa disebut kolase. Jika kita menggabung beberapa material pada satu bidang maka itu juga disebut kolase. Bahan yang digunakan untuk membuat kolase Karya seni kolase dapat dibuat dengan memanfaatkan bahan baku yang bermacam-macam. Bahan-bahan tersebut akan menghasilkan karakter bentuk kolase yang unik dan menarik. Bahan-bahan pembuatan kolase antara lain adalah 1. Serutan Kayu Seni kolase dapat menggunakan serutan kayu yang sudah kering. Hal ini dimaksudkan agar warnanya tidak berubah, lalu serutan kayu dipotong-potong sesuai dengan ukuran yang diinginkan dan siap untuk ditempel. 2. Kaca Kaca yang digunakan adalah bekas potongan kaca yang biasa didapat di tempat orang yang memasang bingkai untuk gambar pajangan yang sudah tidak digunakan lagi. Agar kaca nampak berwarna, Anda bisa mengecatnya. Kalau pemotong kaca tidak ada, Anda bisa memecahkannya dengan palu atau dibanting. Dengan cara ini akan diperoleh ukuran kaca yang tidak teratur dan tidak sama besar. Dalam pengolahan kaca diharapkan berhati-hati agar tidak terluka. 3. Batu Batu yang cocok adalah batu akik, sebab memiliki bermacam-macam warna, lalu diasah sehingga warnanya akan terlihat lebih cemerlang. 4. Logam sebaiknya dipilih bekas-bekas logam yang gampang didapat, seperti seng, kuningan, dan aluminium. Plat logam dapat dipotong-potong dengan ukuran yang dikehendaki, lalu kemudian ditempel ke bidang dasar kolase. 5. Keramik Keramik mempunyai warna yang cukup bervarias. Anda bisa menggunakan bekas potongan keramik untuk lantai rumah. potong atau pecahkan keramik sesuai dengan ukuran yang dikehendaki. 6. Tempurung kelapa Pilih tempurung dari kelapa setengah tua atau kelapa tua, lalu bersihkan dari serat-serat sabut dan haluskan dengan ampelas. Setelah halus, baru dipotong sesuai ukuruan yang dikehendaki. Tempurung dapat dipotong-potong dengan gergaji besi atau dipalu sesuai dengan ukuran yang dikehendaki. 7. Biji-bijian Kolase juga bisa dibuat dari bahan alam seperti biji-bijian. Bahan ini bisa didapat dari tumbuh-tumbuhan yang ada di alam sekitar kita, biji-bijian ada banyak macamnya, demikian pula bentuk, ukuran, warna, dan teksturnya. Biji-bijian ini hendaknya dikeringkan terlebih dahulu agar warnanya tidak berubah lagi. Bila perlu, bisa digoreng sangan terlebih dahulu atau digoreng tanpa minyak. 8. Daun-daunan Bahan alam lainnya yang bisa digunakan untuk karya seni kolase adalah daun-daunan. Bahan ini sangat mudah di dapat di sekitar rumah, ambil daun kering atau daun yang sudah gugur. Pilihlah warna daun kering yang berbeda-beda agar dalam penyusunannya menjadi sebuah lukisan yang nampak hidup. 9. Kulit buah Kulit untuk bahan kolase bisa berasal dari kulit buah dan kulit batang tumbuh-tumbuhan. Misalnya kulit salak, kulit kacang tanah, kulit jeruk, atau kulit rambutan. Kulit batang yang dapat dijadikan kolase di antaranya kulit pisang, dan kelopak bambu. Semua kulit-kulitan haruslah dikeringkan dahulu sebelum digunakan sebagai bahan kolase, lalu dipotong-potong sesuai dengan ukuran yang dikehendaki. 10. Kertas Bahan kolase yang lainnya bisa menggunakan kertas yang berwarna. Semua kertas berwarna pada dasarnya dapat dijadikan bahan kolase. Kertas-kertas bekas sampul, majalah, poster-poster, almanak-almanak, kemasan rokok atau kemasan produk-produk industri dapat pula digunakan sebagai bahan kolase. Cara membuatnya, kertas dipotong-potong sesuai dengan ukuran yang dikehendaki. Berikut Temonggo share contoh gambar-gambar kolase yang terbuat dari berbagai bahan, termasuk bahan alam yang mudah didapat disekitar kita, antar lain adalah 1. Bebek 2. Membuat kolase burung hantu dari daun 3. Burung hantu dari biji-bijian 4. Landak 5. Singa 6. Ikan 7. Kupu-kupu 8. Lumba-lumba 9. Macan 10. Mobil-mobilan Anda bisa melihat gambar-gambar transparan lainnya untuk membuat kolase di Demikian sedikit penjelasan tentang apa itu kolase dan cara membuatnya, lenkap dengan contoh-contohnya yang terbuat dari bahan alam yang ada di sekitar kita. Silahkan dicoba, silahkan share hasil karya Anda di kolom komentar supaya jadi inspirasi untuk yang lainnya. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free PEMBELAJAR Jurnal Ilmu Pendidikan, Keguruan, dan Pembelajaran Volume 2 Nomor 1 April 2018 hal 53-62 e-ISSN 2549-9114 dan p-ISSN 2549-9203 Received Februari-2018; Reviewed Maret-2018; Published April 2018 53 Kolase Barang Bekas untuk Kreativitas Anak Taman Kanak-kanak Nurul Taqwa Makassar aCitra Rosalyn Anwar, bKarta Jayadi, aArifin Manggau aUniversitas Negeri Makassar, Fakultas Ilmu Pendidikan Makassar bUniversitas Negeri Makassar, Fakultas Seni dan Design Makassar aCorresponding e-mail chitra_ungu Anstrak. Kreativitas sangat dibutuhkan karena banyak permasalahan serta tantangan hidup yang menuntut kemampuan adaptasi secara kreatif dan kepiawaian dalam mencari pemecahan masalah yang kreatif dan cerdas tidak terbentuk dengan sendirinya melainkan perlu pengarahan salah satunya dengan memberi kegiatan yang dapat mengembangkan kreativitas kreativitas anak menjadi salah satu hal yang dikembangkan di pendidikan usia dini. Salah satu kegiatan yang menarik dan dapat mengembangkan kreativitas anak yaitu melalui pembuatan kolase dari barang bekasKegiatan kolase yang merupakan kegiatan berseni rupa yang diwujudkan dengan teknik menempel dan menyusun bahan yang disediakan. Pemilihan kegiatan kolase untuk meningkatkan kreativitas anak karena dengan kegiatan ini anak dapat berkreasi sesuai dengan minat masing-masing dan menarik bagi anak, selain itu murah dan mudah karena bahan-bahan tidak membutuhkan banyak biaya, sebab menggunakan barang-barang bekas yang banyak ditemukan di lingkungan sekitar. Tulisan ini merupakan sebuah hasil penelitian yang dilakukan di salah satu taman kanak-kanak di kota Makassar juga mengacu pada kajian terhadap berbagai literature, hasil penelitian yang berupa data-data serta berbagai teori yang dihimpun. Data yang dihimpun dalam artikel ini berasal dari penelitian dan berbagai sumber yang ditelusuri dengan metode ilmiah kualitatif Kata Kunci Kolase,Pendidikan anak usia dini,kreativitas,barang bekas ©2018 –Pembelajar Universitas Negeri Makassar. Ini adalah artikel dengan akses terbuka dibawah licenci CC . 1 PENDAHULUAN Pendidikan anak usia dini merupakan pendidikan paling mendasar dan menempati posisi yang sangat strategis dalam perkembangan sumber daya manusia Mutia,2010. Pendidikan pada anak usia dini pada dasarnya meliputi seluruh upaya yang dilakukan oleh pendidik dan orang tua dalam proses perawatan, pengasuhan dan pendidikan pada anak dengan menciptakan aura dan lingkungan di mana anak dapat mengeksplorasi pengalaman yang memberikan kasempatan kepada anak untuk belajar memahami lingkungannya Sujiono,2013. Berdasarkan Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dengan Pendidikan Anak Usia Dini tertulis pada pasal 28 ayat 1 yang berbunyi “Pendidikan anak usia dini diselenggarakan bagi anak sejak lahir sampai dengan enam tahun dan bukan merupakan prasyarat untuk mengikuti pendidikan dasar.” Bab I Pasal,butir 14 ditegaskan bahwa Pendidikan anak usia dini PAUD adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 137 Tahun 2014 tentang Standar Nasional Pendidikan Anak Usia Dini bahwa Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak Usia Dini atau di biasa disebut STPPA adalah kriteria tentang kemampuan yang dicapai Pembelajar Jurnal Ilmu Pendidikan, Keguruan, dan 1 April 2018 54 anak pada seluruh aspek perkembangan dan pertumbuhan, mencakup aspek nilai agama dan moral, fisik-motorik, kognitif, bahasa, sosial-emosional, serta seni dan kreativitas. Salah satu aspek yang penulis teliti adalah kreativitas anak. Menurut Susanto 2011112 Kreativitas merupakan kemampuan umum untuk menciptakan sesuatu yang baru, baik berupa produk atau gagasan baru yang dapat diterapkan dalam memecahkan masalah, atau sebagai kemampuan melihat unsur-unsur yang sudah ada sebelumnya. Kreativitas akan muncul pada diri anak yang memiliki motivasi yang tinggi, rasa ingin tahu, dan imajinasi. Anak kreatif selalu mencari dan menemukan jawabannya, dengan kata lain mereka senang memecahkan masalah, selalu bersikap terbuka terhadap sesuatu yang baru dan yang tidak diketahui sebelumnya, mereka juga memiliki sikap lentur fleksibel, suka mengekpresikan diri dan bersikap natural asli. Kreativitas anak sangat penting karena kreativitas merupakan pondasi pendidikan untuk mempersiapkan anak menjadi ilmuwan, pencipta, artis, musisi, pemecah masalah dan sebagainya di waktu yang akan datang Suratno,2005. Kreativitas sangat dibutuhkan karena banyak permasalahan serta tantangan hidup yang menuntut kemampuan adaptasi secara kreatif dan kepiawaian dalam mencari pemecahan masalah yang kreatif dan cerdas tidak terbentuk dengan sendirinya melainkan perlu pengarahan salah satunya dengan memberi kegiatan yang dapat mengembangkan kreativitas anak. Kemampuan kreativitas anak menjadi salah satu hal yang dikembangkan di pendidikan usia dini. perlu adanya kegiatan yang tepat untuk meningkatkan kreativitas anak. Salah satu kegiatan yang menarik dan dapat mengembangkan kreativitas anak yaitu melalui pembuatan kolase dari barang Nicholson 20074 “Kolase adalah gambar yang dibuat dari potongan kertas atau material lain yang ditempel. Kegiatan kolase yang merupakan kegiatan berseni rupa yang diwujudkan dengan teknik menempel dan menyusun bahan yang disediakan. Latar belakang yang telah dipaparkan sebelumnya mengarah pada rumusan masalah pada penelitian ini adalah Bagaimana Kreativitas Anak Melalui Pembuatan Kolase dari Barang Bekas pada Taman Kanak-kanak Nurul Taqwa di Kecamatan Mariso Kota Makassar? Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan meberikan gambaran Kreativitas Anak Melalui Pembuatan Kolase dari Barang Bekas pada Taman Kanak-Kanak Nurul Taqwa di Kecamatan Mariso Kota Makassar. Berdasarkan tujuan penelitian yang hendak dicapai maka penelitian ini diharapkan mempunyai konstribusi dalam pendidikan meliputi adalah sebagai berikut Konstribusi Teoretis a. Bagi akademis, dapat menjadi bahan informasi, masukan serta pengembangan ilmu pengetahuan, khususnya bidang Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini dalam upaya meningkatkan mutu masyarakat sekaitan pendidikan anak usia dini. b. Bagi peneliti, menjadi bahan acuan atau referensi untuk mengkaji lebih dalam sejauh mana Pengembangan Kreativitas Anak Melalui Pembuatan Kolase dari Barang Bekas pada Taman Kanak-Kanak Nurul Taqwa di Kecamatan Mariso Kota Makassar. Subjek penelitian adalah Siswi dan Guru TK Nurul Taqwa Kecamatan Mariso Kota Makassar. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan melalui wawancara dengan subjek penelitian, mengamati aktivitas mereka di kelas, juga dengan dukungan rujukan data sekunder berupa literatur , sebagai sumber data penunjang, maka teknik penelitian dalam triangulasi tersebut satu dengan lainnya saling melengkapi. Peneliti melakukan aktivitas pengumpulan data, dengan mengacu pada Creswell, yang disebut sebagai A Data Collection Circle Creswell,1998109-135. Anwar, Jayadi, Manggau. Kolase barang bekas 55 Gambar Lingkaran Pengumpulan Data Sumber Creswell, 1998110 Model lingkaran pengumpulan data pada gambar menunjukkan beberapa aktivitas yang satu sama lainnya saling berhubungan. Sesuai saran Creswell, maka penelitian ini dimulai dengan penentuan tempat atau individu locating site or an individual. Teknik Pengumpulan Data dalam penelitian ini adalah Wawancara Mendalam dan Observasi Non-Partisipan. Denzin dalam Mulyana, 2004176 menyatakan pengamat dapat mem-presentasikan situasi yang memungkinkan peneliti melakukan sekali kunjungan atau wawancara dengan responden dan pengamat penuh complete observer yang tidak melibatkan interaksi sosial Kreativitas menurut Suratno 2005 24 adalah suatu aktivitas imajinatif yang memanifestasikan kecerdikan dari pikiran yang berdaya untuk menghasilkan suatu produk dan atau untuk menyelesaikan suatu persoalan dengan caranya sendiri. Kreativitas adalah proses mental hubungan dengan konsep-konsep, gagasan-gagasan atau pengalaman-pengalaman termasuk di dalamnya suatu susunan, suatu gagasan baru.” Selanjutnya Wiyani dan Barnawi 2014 99 menyatakan bahwa “Kreativitas adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru atau suatu kombinasi baru berdasarkan unsur-unsur yang telah ada sebelumnya menjadi sesuatu yang bermakna atau bermanfaat”. Berdasarkan pendapat diatas dapat dikatakan bahwa kreativitas adalah kemampuan dalam menciptakan ide, gagasan, produk, proses, yang di peroleh dari apa yang dilihat sebelumnya dituangkan dan dikembangkan sesuai dengan imajinasi diri sendiri. Ciri-ciri Kreativitas Mengembangkan kreativitas anak perlu untuk mengetahui ciri-ciri dari kreativitas itu sendiri. Adapun ciri-ciri kreativitas anak menurut Seto 2004 11 menyatakan kreativitas memiliki ciri-ciri antara lain rasa ingin tahu, berani mengambil resiko,bebas dalam berfikir dan sebagainya. Robert J. Sternberg Mutia, 2010 44 berpendapat bahwa seorang anak dikatakan memiliki kreativitas di kelas mana kala mereka senantiasa menunjukkan a. Merasa penasaran dan memiliki rasa ingin tahu, mempertanyakan dan menantang serta tidak terpaku dengan kaidah-kaidah yang ada. b. Memiliki kemampuan berfikir lateral dan mampu membuat hubungan-hubungan baru di luar hubungan yang lazim. c. Memimpikan tentang sesuatu, dapat membayangkan, melihat, berbagai kemungkinan, bertanya apa jika seandainya’ dan melihat sesuatu dengan pandangan yang berbeda. d. Mengeksplorasi berbagai pemikiran dan pilihan, memainkan idenya, mencoba alternative dengan melalui pendekatan yang segar , memelihara penilaian yang terbuka dan memodifikasi pemiki-rannya untuk memperoleh hasil kreatif. e. Merefleksikan secara kritis atas gagasan, tindakan dan hasil meninjau ulang kemajuan yang telah dicapai, mengundang dan memnafaatkan umpan balik, mengkritik secara konstruktif dan dapat melakukan pengamatan secara cerdas. locating site/individualGaining Access and Making RapportPurposefully SamplingCollecting DataRecording InformationResolving Field IssuesStoring Data Pembelajar Jurnal Ilmu Pendidikan, Keguruan, dan 1 April 2018 56 Kecerdasan dan kreativitas memiliki kaitan yang erat walaupun tidak mutlak. Orang yang kreatif dapat dipastikan ia orang yang cerdas, namun tidak selalu orang cerdas pasti kreatif. Lahirnya sebuah karya kreatif, membutuhkan lebih dari sekedar kecerdasan. Orang kreatif akan memperkaya cara memecahkan masalahnya dengan berbagai cara. Berdasarkan pendapat di atas ciri-ciri kreativitas dapat dilihat pada, keinginannya mencari pengalaman-pengalaman yang baru, rasa ingin tahu yang tinggi, selalu melihat sesuatu dengan pandangan yang berbeda, berfikir kritis, dan memiliki daya imajinasi yang tinggi, memiliki kelancaran dan kelenturandalam menciptakan suatu karya, memiliki banyak cara dalam menyelesaikan suatu masalah. Pengembangan Kreativitas Pada dasarnya setiap manusia memiliki bakat kreatif dan kemampuan untuk mengungkapkan dirinya secara kreatif, meskipun masing-masing dalam bidang dan dalam kadar yang berbeda-beda. Sehingga yang lebih utama dalam dunia pendidikan yaitu mengembangkan bakat dan kreativitas. Menurut Rahmawati dan Kurniati 2010 ada beberapa kegiatan yang dapat dilakukan dalam mengembangkan kreativitas anak yaitu a. Pengembangan kreativitas melalui aktivitas menciptakan produk hasta karya. Ada beberapa kegaiatan yang dapat mengembangkan kreativitas anak melalui aktivitas produk atau kegiatan hasta karya yang dillakukan anak usia taman kanak-kanak yaitu boneka dan benda dari batu, patchwork gambar diri, menghias telur, menghias kartu,dan kendaraan dari barang bekas dan sebagainya. b. Pengembangan kreativitas melalui imajinasi. Di sini anak diajak untuk berimajinasi membayangkan dirinya bersada di suatu tempat, menjadi binatang misalnya menjadi binatang aneh, gerakan angin, berjalan di luar angkasa, kura-kura,terbang dilangit yang luas, pantomin, sirkuit balapan mobil dan sebagainya. c. Pengembangan kreativitas melalui kegiatan ekplorasi. Pada kegiatan ini anak terlibat langsung dalam suatu kegiatan melihat secara nyata dan dapat membatu terbentuknya sikap dan rasa ingin tahu anak yang tinggi Ada beberapa kegiatanyang dapat dilakukan untuk mengembangkan kreativitas anak melalui eksplorasi yaitu bermain pasir, bermain air, aneka gelembung sabun,boneka pasir,bermain di kolam ikan,bermain dilaut, mengumpulkan batu seukuran. d. Pengembangan kreativitas melalui kegiatan eksperimen. Kegiatan ini dapat memacu anak untuk berfikir kreatif dan menemukan ide-ide baru. Ada beberapa kegiatan yang dapat dilakukan untuk mengembangkan kreativitas anak melalui kegiatan eksperimen yaitu mencampur warna, minuman rasa baru, melayang, terapung dan tenggelam, buah cair enak, bubur koran. e. Pengembangan kreativitas melalui permainan musik. Musik juga dapat mengembangkan kreativitas anak, dengan musik anak bisa bermain sambil bernyanyi. Sekaligus dapat mengembangkan kreativitas anak. Misalnya bernyanyi semut kecil, dirigen, kotak kartu musik, musik misterius, bernyanyi dan berkeliling,perkusi bernyanyi dan gelas plastik berirama menarik. f. Pengembangan kreativitas melalui kegiatan proyek. Pada kegiatan ini anak dilibatkan untuk mengerjakan suatu proyek sehingga dapat dengan mudah meningkatakan kreativitas anak. Beberapa kegiatan yang dilakukan untuk mengembangakan kreativitas anak melalui kegiatan proyek yaitu proyek bumi antartika, proyek hutan belantara, proyek lebah madu, proyek ulang tahun, proyek 17 agustusan, dan proyek lebaran. g. Pengembangan kreativitas melalui bahasa. Bahasa dapat digunakan dalam mengembangkan kreativitas anak. Ada beberapa kegiatan yang dapat dilakukan untuk mengembangkan kreativitas anak melalui bahasa yaitu membuat outobiografi, membuat buku cerita, siapa aku?, semalam aku bermimpi,puisi indah, buku harianku, Anwar, Jayadi, Manggau. Kolase barang bekas 57 menceritakan gambar, dan melanjutkan cerita. Faktor Pendorong dan Penghambat Kreativitas a. Faktor pendorongkreativitas Menurut Hamzah 2013 faktor pendorong kreativitas terdiri dari dua faktor yaitufaktor luar dan faktor dari dalam. 1 Faktor dari luar yaitu lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat. Keluarga merupakan lingkungan yang paling utama dalam meningkatkan perkembangan anak, terutama otang tua sehingga sangat berpengaruh terhadap perkembangan krativitas anak. 2 Faktor dari dalam yaitu dari individu sendiri, adanya kemauan untuk melakukan suatu sesuai dengan keinginan sendiri. b. Faktor penghambat kreativitas Menurut Susanto 2011 faktor penghambat kreativitas anak yaitu 1 Orang tua, orang tua adalah peletak dasar yang paling utama dalam mengembangkan kreativitas anak di rumah. Namun banyak tindakan orang tua yang dapat menghambat perkembangan kreativitas anak. Misalnya menghukum anak jika berbuat salah, tidak memberi kebebasan kepada anak dalam melakukan suatu aktivitas, selalu ketat mengawasi anak, selalu menekan dan memaksa anak dalam menyelesaikan pula oranng tua yang sering memberikan hadiah pada anak, padahal memberi hadiah pada anak dapat merusak motivasi dan kreativitas anak. 2 Guru, guru yang kreatif akan menciptaka anak didik yang kreatif. Guru yang cenderung mengahmbat keterampilan berfikir kreatif dan kesediaan anak utuk mengembangkan kreativitas anak yaitu memberikan penekanan pada anak bahwa guru selalu benar, penekankan hafalan pada anak, penekanan ketat untuk menyelesaikan pekerjaan, penekanan untuk selalu bekerja dan bermain hanya sekedar untuk rekreasi. 3 Lingkungan yang membatasi. Belajar dan kreativitas anak tidak dapat ditingkatkan dengan paksaan. Jika belajar dipaksakan dalam lingkungannya serta tidak memberi kebebasan anak untuk berinteraksi dengan teman atau orang-orang yang ada disekitarnya, maka interaksi anak dapat di rusak. Susanto 2011 menyatkan komponen kemampuan kreativitas anak meliputi Kelancaran fluency, kelenturan flexibility, keaslian Originaliti, dan penguraian elaborastion. a. Kelancaran fluency Kelancaran fluency ini dapat dilihat dari ini indikator sebgai berikut Ekspresif, yaitu memiliki kemauan yang kuat serta dorongan yang disertai semangat yang tinggi untuk maju dan berhasil dengan berusaha sekuat tenaga untuk tercapai tujuan yang ditetapkannya; 1 Arus gagasan spontan, dimana orang yang kreatif itu dipenuhi dengan gagasan dan ide-ide baru dan segar, serta mampu mencari solusi dan alternatif jalan keluar yang terbaik; dan 2 Menggunakan waktu untuk menemukan masalah dan solusi, yaitu untuk orang kreatif ini tidak banyak membuang-buang waktu untuk bersantai-santai yang kurang berarti, tetapi banyak digunakan untuk mencari gagasan baru dalam memecahkan masalah. b. Kelenturan flexibility ini dapat dilihat dari inidkator berikut 1 Cenderung mengadakan percobaan mandiri dengan berbagai gagasan serta media, bahan, dan teknik. 2 Tidak menggunakan metode umum dalam menyelesaikan masalah. 3 Melakukan pendekatan, sudut pandang dari perspektif yang berbeda, 4 Toleransi terhadap konflik dan kelancaran. 5 Kemampuan menyesuaiakan diri dari situasi satu kesituasi lainnya. c. Keaslian Originaliy ini dapat dilihat dari indikator berikut 1 Imajinasi tinggi, mampu menggambarkan dengan jelas fenomena yang sifatnya futuristis, 2 Tidak terpengaruh dari luar, 3 Cenderung mengadakan percobaan dengan menemukan masalah sebelum masalah dipahami. Pembelajar Jurnal Ilmu Pendidikan, Keguruan, dan 1 April 2018 58 d. Elaborasi dapat dilihat dari indikator berikut 1 Penggunaan banyak unsur, tidak monoton pada satu aspek saja. 2 Menggunakan ide-ide dari masalah Kolase dari Barang Bekas a. Pengertian Kolase Menurut Robins 2007 Kolase adalah seni menempel gambar atau pola menggunakan bahan-bahan yang berbeda, seperti kertas dan kain yang direkatkan pada latar menurut Sumanto 2005 93 “Kolase adalah aplikasi yang dibuat dengan menggabungkan teknik melukis lukis tangan dengan menempelkan bahan-bahan tertentu.”Selanjutnya menurut Nicholson 2005 4 “Kolase adalah gambar yang dibuat dari potongan kertas atau material lain yang ditempel.” Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa kolase adalah kegiatan menyusun berbagai potongan bahan baik berupa kertas atau material lain yang ditempel pada permukaan kertas sehingga membetuk suatu gambar. b. Manfaat Kolase Menurut Ramdhania & Triyuni 2012 ada beberapa manfaat kolase diantaranya 1 Melatih motorik halus anak 2 Meningkatkan kreativitas anak 3 Melatih konsentrasi anak 4 Mengenalkan warna pada anak 5 Mengenalkan bentuk pada anak 6 Mengenalkan jenis dan aneka bahan pada anak 7 Mengenalkan sifat bahan kepada anak 8 Melatih ketekunan anak 9 Melatih kemampuan ruang 10 Melatih anak dalam memecahkan masalah 11 Melatih anak untuk percaya diri. c. Bahan dan Peralatan Kolase Bahan yang digunakan dalam pembuatan kolase di TK tentu akan berbeda dengan bahan pembuatan kolase pada umumnya. Tetapi dalam prinsip pembuatannya dan prinsip kerjanya, baik untuk kolase pada TK maupun pada umumnya adalah sama. Menurut Sumanto 2005 94 “bahan pembuatan kolase di TK dengan menggunakan bahan sobekan/potongan kertas koran, kertas majalah, kalender kertas lipat kertas berwarna atau bahan-bahan yang tersedia di lingkungan sekitar.” Menurut Dewi, dkk 2014 bahan-bahan yang dapat dijadikan sebagai bahan membuat gambar dengan teknik kolase antara lain bahan alam kulit batang pisang kering, daun, ranting dan bunga kering, kerang, batu batuan, bahan olahan kertas berwarna, kain perca, benang, kapas, plastik sendok es krim, sedotan minuman, logam, karet, bahan bekas kertas koran, kalender bekas, majalah bekas, tutup botol, bungkus makanan. Bahan yang akan digunakan subjek penelitian pada penelitian ini adalah barang bekas seperti Koran, baju bekas dan kalender bekas. Setyoko 2012 3 “Barang bekas adalah barang-barang sisa pakai yang sudah tidak digunakan lagi.” Sedangkan Iskandar 2006 berpendapat bahwa barang bekas adalah semua barang yang telah tidak dipergunakan atau tidak dapat dipakai lagi atau dapat dikatakan sebagai barang yang sudah diambil bagian utamanya. Dapat disimpulkan bahwa barang bekas adalah benda yang sudah pernah dipakai baik sekali maupun lebih dari satu kali dan sudah tidak digunakan lagi. Jenis barang bekas yang digunakan untuk membuat kolase di TK menurut Sumanto 2005 bahan pembuatan kolase di TK dengan menggunakan bahan sobekan/potongan kertas koran, kertas majalah, kalender kertas lipat kertas berwarna atau bahan-bahan yang tersedia di lingkungan sekitar. e. Langkah-langkah Pembuatan Kolase Menurut Sumanto 2005 langkah langkah guru dalam mengajarkan pembuatan karya kolase di TK adalah 1 Guru menyiapkan kertas gambar/karton sesuai ukuran yang Anwar, Jayadi, Manggau. Kolase barang bekas 59 diinginkan, menyiapkan bahan yang akan ditempelkan, lem dan peralatan lainnya. 2 Bahan membuat kolase disesuaikan dengan kondisi lingkungan setempat, untuk lingkungan desa gunakan bahan yang mudah ditempelkan. Misalnya untuk lingkungan kota gunakan bahan buatan, bahan limbah, bekas dengan pertimbangan lebih mudah di dapatkan. 3 Guru memandu langkah kerja membuat kolase dimulai dari, menyiapkan bahan yang akan ditempelkan, memberi lem pada bahan yang akan ditempelkan dan cara menempelkan bahan yang telah diberi lem sampai menjadi kolase. 4 Guru diharapkan juga mengingatkan pada anak agar dapat melakukannya dengan tertib dan setelah selesai merapikan/membersihkan tempat belajarnya. 2. HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Lokasi Penelitian Taman kanak-kanak “Nurul Taqwa” adalah salah satu wadah pendidikan yang bergerak di bidang pendidikan anak usiadini yang terletak di Kec. Mariso Kota Makassar, taman kanak-kanak Nurul Taqwaberdiri sejak pada tahun 90 an dan mulai mulai beroprasi ditahun yang sama, dengan jumlah anak didik sebanyak kuranglebih 60 dengan tenaga pendidik sebanyak 6 orang. Secara geografis letak TK “Nurul Taqwa” sangat strategis karena berada ditengah-tengah pemukiman padat penduduk. Karena berada di tengah-tengah pemukiman warga sehingga anak didik akan aman dari hiruk pikuk dan lalu lalang kendaraan. Peningkatan Kreativitas Anak Melalui kegiatan Kolase dari Barang Bekas Di Kelompok B Taman Kanak-kanak Nurul Taqwa Kecamatan MarisoKota Makassar Untuk memberikan gambaran mengenai kegiatan kolase dari barang bekas dalam meningkatkan kreativitas anak kelompok B, pada pembelajaran di kelas mengangkat tema diri sendiri dan sub tema panca indra kolase gambar tangan dan Kolase gambar tubuh, kreatifitas digambarkan melalui kegiatan kolase dari barang bekas yaitu kelancaran, kelenturan, keaslian, dan elaborasi. a. Kelancaran Pengerjaan kolase yang dilakukan anak sesuai intruksi ibu gurunya, berjalan lancar sesuai waktu dan tema yang telah diberikan pada anak. Sekalipun masih ada beberapa anak yang belum bisa melakukan secara maksimal kelancaran tersebut. Ada beberapa langkah yang telah dilakukan guru pada kegiatan ini dari yaitu 1 Guru menyiapkan alat dan bahan seperti pola gambar tangan yang akan di isi dengan kepingan kolase, lem, pakaian, kalender bekas dan koran yang telah digunting menjadi kepingan-kepingan kecil. 2 Guru membagi anak dalam kelompok kecil yang dalam satu kelompok terdiri dari 3-4 anak. 3 Guru membagikan dan memperkenalkan satu-persatu alat dan bahan yang akan digunaka untuk kegiatan kolase kepada anak. 4 Guru memperlihatkan contoh kolase dari barang bekas yang sudah jadi. 5 Guru memperlihatkan cara mengerjakan kolase sepeti cara memberi lem pada kepingan kolase yang telah disediakan, dan cara menempel kepingan kolase pada pola gambar yang disediakan. 6 Guru mempersilahkan anak untuk untuk melaksanakan kegiatan kolase, dan memberi motivasi kepada anak untuk bekerja sesuai dengan imajinasinya sendiri. 7 Guru mengamati proses pekerjaan dan hasil pekerjaan anak. Sebagian besar anak mampu menyelesaikan kegiatan dengan tepat waktu, unsur kelancaran tanpa ada bantuan dari guru , lima anak menyelesaikan kegiatan kolase dengan tepat waktu tetapi masih dibantu oleh guru, sisanya ada tiga anak yang meski sudah dibantu oleh guru, masih tidak dapat menyelesaikan tepat waktu. b. Kelenturan Kelenturan yaitu kemampuan anak dalam menempel kepingan kolase pada pola gambar. Dari 15 anak ada 8 anak mampu menempel 3 bahan dalam membuat kolase, sebagian mampu menempel 2 bahan dalam Pembelajar Jurnal Ilmu Pendidikan, Keguruan, dan 1 April 2018 60 membuat kolase, dan sisanya hanya menempel satu kolase. Langkah yang dilakukan guru pada kegiatan ini yaitu 1 Guru menyiapkan alat dan bahan seperti pola gambar tangan yang akan di isi dengan kepingan kolase, lem, pakaian, kalender bekas dan koran yang telah digunting menjadi kepingan-kepingan kecil. 2 Guru membagi anak dalam kelompok kecil yang dalam satu kelompok terdiri dari 3-4 anak. 3 Guru membagikan dan memperkenalkan satu-persatu alat dan bahan yang akan digunaka untuk kegiatan kolase kepada anak. 4 Guru memperlihatkan contoh kolase dari barang bekas yang sudah jadi. 5 Guru memperlihatkan cara mengerjakan kolase sepeti cara memberi lem pada kepingan kolase yang telah disediakan, dan cara menempel kepingan kolase pada pola gambar yang disediakan. 6 Guru mempersilahkan anak untuk untuk melaksanakan kegiatan kolase, dan memberi motivasi kepada anak untuk bekerja sesuai dengan imajinasinya sendiri. 7 Guru mengamati proses pekerjaan dan hasil pekerjaan anak. c. Keaslian Yang dimaksud dengan keaslian atau originalitas adalah anak dapat menempel kepingan kolase pada gambar sesuai dengan imajinasi anak itu sendiri. Keaslian pada kegiatan ini ditunjukkan oleh anak yang dapat menempel kepingan kolase pada gambar berdasarkan imajinasinya sendiri dari 15 anak didik lebih dari separuh mampu berimajinasi sendiri melalui tempelan kolasenya, karena pada saat menempel kepingan kolase berbeda dengan yang lain, dan bekerja sesuai keinginannya sendiri, sisanya masih mengharapkan bantuan dari guru, namun juga terdapat sebagian kecil yang tidak mampu melakukannya. d. Elaborasi Elaborasi dalam konteks kreatifitas adalah penyesuaian sesuatu dalam suatu objek ke objek yang lain. Seperti halnya dalam pembelajaran kolase pada anak usia dini di taman kanak-kanak. Anak mampu memilih warna yang sesuai dengan bahan kolase. Anak dapat memilih warna dari bahan kolase yang disediakan, disini anak dinggap mampu melakukan elaborasi. Enam anak didik mampu melakukan sendiri tanpa bantuan dari guru, sisanya memilih 2-3 hingga hanya satu warna yang disediakan oleh guru. Pembahasan Kreativitas adalah kemampuan dalam menciptakan ide, gagasan, produk, proses, yang diperoleh dari apa yang dilihat sebelumnya dituangkan dan dikembangkan sesuai dengan imajinasi diri sendiri. Dalam meningkatkan kreativitas anak maka dilakukan kegiatan kolase dari barang 2007 Kolase adalah seni menempel gambar atau pola menggunakan bahan-bahan yang berbeda, seperti kertas dan kain yang direkatkan pada latar belakang dari pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa kolase adalah kegiatan menyusun berbagai potongan bahan baik berupa kertas atau material lain yang ditempel pada permukaan kertas sehingga membetuk suatu gambar. Kegiatan kolase sangat baik digunakan dalam meningkatkan kreativitas anak karena anak dapat berkreasi sesuai dengan kreativitas anak masing-masing dan merupakan kegiatan menarik bagi anak. Dimana anak dapat menempel, menyusun dan merekatkan bahan-bahan yang tersedia sesuai dengan kreativitas masing-masing, serta dalam memperoleh bahan-bahan tidak diperlukan banyak biaya, karena dapat menggunakan barang-barang bekas yang banyak ditemukan di lingkungan sekitar. Kreativitas anak melalui kegiatan kolase dari barang bekas di Taman Kanak-kanak Nurul Taqwa Kecamatan Mariso Kota Makassar, berkembang dengan sangat baik, anak-anak menjadi lebih rapih, lancar, teliti dan kreatif dalam menempelkan barang bekasnya. Dengan sendirinya daya imajinasi anak juga berkembang, sebab anak-anak kemudian membuat kolasenya sendiri-sendiri, berbeda satu dengan yang lainnya. Hal tersebut tergambar dari observasi dan wawancara pada setiap kegitan kolase yang dilaksanakan. Deskriptor yang digunakan untuk menggambarkan kreativitas anak dalam penelitian ini adalah Kelancaran, kelenturan , keaslian , dan penguraian . Sejalan dengan pendapat Susanto 2011 yang menyatakan bahwa komponen kemampuan kreativitas anak meliputi Kelancaran fluency, kelenturan flexibility, Anwar, Jayadi, Manggau. Kolase barang bekas 61 keaslian Originaliti, dan penguraian elaborastion. Penelitian yang dilakukan terhadap 15 anak di kelompok B Taman Kanak-kanak Nurul Taqwa Kecamatan Mariso Kota Makassar ini memberi gambaran, berkembangnya kreativitas anak melalui kegiatan kolase dari barang bekas. Unsur kelancaran lebih dari sparuh anak mampu meyelsaikan kolasenya dengan lancar, begitupun kelenturan dan keaslian. Unsur elaborasi memang belum terpenuhi layaknya unsure kreatifitas lainnya, namun sudah menunjukkan perkembangan yang bagus. Hal lain yang berkembang sekaitan dengan kelancaran mengerjakan kolase pada anak, yakni aspek kreatifitas tentunya secara otomatis, namun hal lain seperti kelancarannya juga ditunjang dari aspek imajinasi dalam kepiawaiannya, fisik motorik halusnya dalam memainkan jari-jarinya jika seiring kelancarannya, serta sosial emosionalnya atas interaksi yang terbangun. Disisi lain adalah aspek seni tentunya yang menerawang tentang keindahan objek dari kolase yang dikerjakannya. Uraian diatas memberikan gambaran, kegiatan kolase yang dipilihakan guru untuk mengembangkan kreativitas anak, memang menunjukkan unsure kreativitas yang di ini sejalan dengan pendapat Wiyani dan Barnawi 2014 99 yang menyatakan bahwa kreativitas adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru atau suatu kombinasi baru berdasarkan unsur-unsur yang telah ada sebelumnya menjadi suatu yang bermakna atau bermanfaat. 3. SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan sebelumnya maka dapat disimpulkan bahwa kreativitas anak di kelompok B Taman Kanak-kanak Nurul Taqwa kecamatan Mariso Kota Makassar berkembang melalui kegiatan kolase berbahan bekas, Kreativitas itu berkembang melalui kelancaran, kelenturan, keaslian, dan elaborasi Gambaran perkembangan kreativitas anak, Dalam meningkatakan kreativitas anak melalui kegiatan kolase dari barang bekas, disarankan untuk melaksanakan hal-hal sebagai berikut 1. Guru a. Hendaknya menyediakan media pembelajaran yang lebih menarik dan beragam. Selain menggunakan media surat kabar, kalender dan kain, dapat juga diguanakan media yang lain. b. Perlu pengelolaan waktu secara maksimal mengalokasikan waktu secara baik karena kegiatn kolase membutuhkan waktu yang cukup lama. 2. Bagi anak a. Anak lebih mengeksplor bahan-bahan yang disediakan. b. Anak harus lebih aktif dalam kegiatan kolase 3. Bagi sekolah/TK Sekolah sebaiknya menyiapkan sarana dan prasarana yang lebih baik lagi agar guru nyaman dan terfasilitasi dalam memberikan pelajaran kepada anak. DAFTAR PUSTAKA Andrianto, Tuhana. 2013. Cara Cerdas Melejitkan IQ Kratif Katahati. Bugin, Burhan. 2007. Penelitian Kualitatif. Jakarta Kencana . Dewi, Metode Pemberian Tugas Melalui Kegiatan Kolase Berbantuan Media Alam Untuk Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Anak. Jurnal Pendidikan anak usia dini Online, diakses 25 April 2016 Iskandar, Agus. 2006. Daur Ulang Sampah. Jakarta Azka Mulia Media. Nicholson, Sue. 2007. Membuat Tiga Serangkai. Mulyasa, 2009. Praktik Penilitian Tindakan Kelas. Bandung PT Remaja Rosdakarya. Pembelajar Jurnal Ilmu Pendidikan, Keguruan, dan 1 April 2018 62 Munandar, Utami. 2012. Pengembangan kreativitas anak berbakat. Jakarta PT Rineka cipta. Peraturan Mentri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 147 Tahun 2014 Tentang Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini. online content/uploads/2015/06/ diakses 13 april 2016. Rahmawati, yeni dan Kurniati, euis . Pengembangan Kreativitas Pada Anak Usia Taman Kanak-Kanak. Jakarta Kencana Robins, Deri. 2007. Belajar Melukis. Solo Tiga Serangkai Saleng, Haerani. 2015. Peningkatan Kemampuan Motorik Halus Anak Melalui Bermain Kolase Di Taman Kanak-Kanak Kambria Lapasu Kabupaten Makassar Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Makassar. Seto. 2004. Bermain Kreativitas, Upaya Mengembangkan Kreativitas Anak Melalui Kegiatan Bermain. Jakaeta Papas Sinar Sinanti. Setyoko, A. 2012. Barang Bekas Sebagi Bahan Berkarya Seni Kriya Di Komunitas Tuk Salatiga Proses Dan Nilai Estetis. Jurnal Of Visual Arts, online diakses 21 April 2016 Sudarma, Momon. 2016. Mengembangkan Keterampilan Berfikir Kratif. Jakarta PT Rajagrafindo Persada. Sumanto. 2005. Pengembangan Kreativitas Senirupa AnakTk. Jakarta Departemen Pendidikan Nasional, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Direktorat Pembinaan Pendidikan Tenaga Kependidikan dan Ketenagaan Perguruan Tinggi. Suratno. 2005. Pengembangan Kreativitas Anak Usia Dini. Jakarta Departemen Pendidikan Nasional, Dirjren Pendidikan Tinggi, Direktorat Pembinaan Pendidikan Tenaga Kependidikan dan Ketenagaan Perguruan Tinggi. Susanto, Ahmad. 2011. Perkembangan Anak Usia Dini. Jakarta Kencana Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dengan Pendidikan Anak Usia Dini. Jogyakarta Citra Umbara Wiyani, Novan Ardy dan Barnawi. PAUD. Jogjakarta AR-RUZZ MEDIA . ... Diketahui bahwa tujuan dikembangkannya kurikulum 2013 yaitu, untuk menghasilkan insan yang produktif, kreatif, inovatif, afektif; melalui penguatan sikap, keterampilan dan pengetahuan yang terintegrasi. Mata pelajaran prakarya dan kewirausahaan merupakan salah satu mata pelajaran yang bertujuan untuk menanamkan jiwa kewirausahaan, kewirausahaan, dan pada siswa, mengajarkan siswa tentang kewirausahaan dan Kegiatan yang melatih kemampuan motorik peserta didik dapat meningkatkan kreativitas peserta didik karena mereka akan lebih leluasa menyalurkan ide, gagasan, produk, dan prosesnya sendiri sesuai dengan kreativitasnya masing-masing Anwar, 2018. ...Chery Yan AnugrahMerrisa MonoarfaThis study aims to describe the learning process for Prakarya subjects at UPTD SMPN 4 Bantimurung. This study is a qualitative research with the type of research is simple descriptive qualitative. This research was conducted at UPTD SMPN 4 Bantimurung class VIII A, B, and C in the odd semester of the 2022/2023 academic year. Collecting data using observation guidelines, interview, and documentation. This research was conducted by self-determining the research subjects through the criteria. Data analysis methods consist of data collection, data reduction, data presentation, and drawing conclusions. Based on the results, it was found that Prakarya learning process at UPTD SMPN 4 Bantimurung was carried out using a questions and answer, practice learning model, learning took place with the teacher reflecting back on the previous meeting material, explaining or dictating learning material, learning practices and giving assignments directly. The form of evaluation is carried out by the teacher by giving assignments both in printed books and questions directly by the teacher, asking questions at the end of learning. Obstacles during the learning process that the lack of adequate tools and materials for implementing learning practices, the use of learning videos is the has not been able to resolve any references for this publication.

salah satu pemanfaatan kolase dari barang bekas yaitu kolase dari