AssalamualaikumHai Sahabat HauraApa Kabar??Semoga kalian sehat selalu ya..Kali ini Haura akan berbagi pengalaman ketika menjadi saritilawah di acara kelu AlQur'an dapat dipelajari dengan cara membiasakan membaca tartil, mempelajari artinya, dan memahami kandungannya. Mari membaca al Qur'an dengan tertli ayat berikut ini. 1. Membaca Q.S. ar-Rahman/55:33. 2. Membaca Q.S. al-Mujadalah/58:11. 3. Menerapkan Ilmu Tajwid tentang"Al"Syamsiyah dan "Al" Qamariyah. Hukum bacaan "Al" dibagi Berkatalah orang-orang yang dianugerahi ilmu: "Kecelakaan yang besarlah bagimu, pahala Allah adalah lebih baik bagi orang-orang yang beriman dan beramal saleh, dan tidak diperoleh pahala itu, kecuali oleh orang-orang yang sabar". (QS. Al-Qashash Ayat 80) Vay Tiền Nhanh. - Surat Al-Mujadalah ayat 11 berisi tentang adab penuntut ilmu dalam majelis ilmu serta pentingnya menuntut ilmu karena orang-orang yang memiliki ilmu pengetahuan akan ditinggikan derajatnya oleh Allah Subhanahu wata’ala. Berikut ini bunyi surat Al-Mujadalah ayat 11 selengkapnya يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِذَا قِيلَ لَكُمْ تَفَسَّحُوا فِي الْمَجَالِسِ فَافْسَحُوا يَفْسَحِ اللَّهُ لَكُمْ ۖ وَإِذَا قِيلَ انْشُزُوا فَانْشُزُوا يَرْفَعِ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ ۚ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ Yaaa ayyuhal laziina aamanuu izaa qiila lakum tafassahuu fil majaalisi fafsahuu yafsahil laahu lakum wa izaa qiilan shuzuu fanshuzuu yarfa'il laahul laziina aamanuu minkum wallaziina uutul 'ilma darajaat; wallaahu bimaa ta'maluuna khabiir“Hai orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu "Berlapang-lapanglah dalam majlis", maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan "Berdirilah kamu", maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” QS. Al-Mujadalah 11. Asbabun-nuzul QS. Al-Mujadilah 11 Dikutip dari IAIN Palopo, dalam buku Tafsir Al-Mishbah tulisan Quraish Shihab, ditulis asbabun-nuzul atau sebab-sebab turunnya QS Al-Mujadilah ayat 11 ini adalah suatu saat di hari Jumat, di mana Rasulullah Shalallahu alaihi wassalam biasa menggelar majelis ilmu pada teras masjid Nabawi dengan para sahabat dan kaum muslim lainnya. Lokasi tempat teras masjid yang sempit, membuat beberapa sahabat yang menjadi ahli perang Badar yang mengikuti perang Badar tidak mendapat tempat duduk di dekat Nabi Shalallahu alaihi biasanya Nabi Muhammad selalu memberi tempat khusus untuk para sahabatnya ahli Badar tersebut, karena besarnya jasa-jasa mereka. Dalam riwayat Ibnu Abbas, disebutkan bahwa saat para ahli Badar datang dan mengucap salam, salam mereka dijawab oleh kaum muslim dalam majelis ilmu tersebut namun para ahli Badar ini dibiarkan berdiri, tidak diberi tempat untuk duduk di tempat dekat Rasulullah SAW duduk. Melihat para sahabatnya ahli Badar berdiri, Rasulullah Shalallahu 'alai wassalam pun memerintahkan sebagian sahabat yang lain untuk berpindah dan memberi tempat untuk ahli Badar. Mereka pun mematuhi perintah Rasulullah SAW. Akan tetapi ada kaum munafik yang ikut di majelis ilmu itu berkata dan menuduh bahwa Rasulullah SAW tidak adil karena mengutamakan sahabat ahli Badar dibanding mereka yang sudah duduk lebih dahulu. Lantas turunlah ayat tersebut, untuk menjelaskan keutamaan memberi kelapangan bagi orang dalam majelis ilmu dan memberi tempat duduk kepada ahli badar. Laman menulis, selain itu, siapa saja yang menuruti perintah Rasulullah SAW untuk memberi kelapangan bagi sahabatnya para ahli badar dan berdiri saat diperintahkan untuk mendirikan salat, akan diberikan kelapangan pula oleh Allah Subhanahu wata’ala dalam hidupnya. Keutamaan menuntut ilmu dan berlapang dada Keutamaan menuntut ilmu juga menjadi poin penting di dalam ayat tersebut, karena Allah Subhanahu wata’ala sendiri berjanji akan meninggikan derajat orang-orang yang berilmu dibandingkan orang yang tidak mau atau enggan mencari ilmu. Dalam kitab Tafsir Fi Zilalil Qur’an, Sayyid Qutb menjabarkan ayat ini sebagai keutamaan kepada kaum muslimin untuk berlapang dada dan mentaati perintah, atas dasar iman kepada Allah dan Rasul-Nya. Ilmu dan iman akan mendidik jiwa seorang muslim untuk bermurah hati dan taat, apalagi kepada orang yang dicintai oleh Rasulullah SAW. Sesungguhnya taat dan patuh itu akan menghantarkan seorang muslim kepada derajat yang lebih tinggi di sisi Allah SWT, dan balasannya adalah diberikan kelapangan dalam hidup. Apalagi majelis ilmu Rasulullah SAW adalah taman-taman surga di mana malaikat pun turut memberikan doa kepada para penuntut ilmu di dalamnya. "Sungguh, para malaikat merendahkan sayapnya sebagai keridaan kepada penuntut ilmu. Orang yang berilmu akan dimintai ampunan oleh penduduk langit dan bumi, bahkan hingga ikan yang ada di dasar laut." HR. Abu Daud, Tirmidzi dan Ibnu Majah. Adab menuntut ilmu lain yang dapat diambil dari isi ayat QS Al-Mujadalah 11 tersebut adalah, selain taat kepada guru atau pemberi ilmu, juga berusaha mendekat duduk kepada guru agar lebih jelas mendengarkan isi ilmu yang diberikan. Memberi kelapangan duduk kepada peserta majelis lainnya, apalagi orang yang dihormati atau disayangi oleh Allah SWT dan Rasulullah SAW, bukanlah hal yang terlarang. Bahkan hal itu dapat menambah keridhoan Allah SWT dan Rasul-Nya. Nilai-nilai pendidikan akhlak yang ada pada ayat ini dan dapat diambil oleh kaum muslim adalah melapangkan hati, menjalin hubungan harmonis kepada sesama penuntut ilmu, dan memuliakan orang lain yang memiliki jasa-jasa kepada juga Surat Az-Zumar Ayat 53 & Makna Tak Berputus Asa dari Rahmat Allah Surat An-Najm Ayat 39-42 & Penjelasannya Soal Ikhtiar - Sosial Budaya Kontributor Cicik NovitaPenulis Cicik NovitaEditor Dhita Koesno Hukum Tajwid Surat Al-Mujadalah Ayat 11 Lengkap ♦ Assalamualaikum warahmatullohi wabarakatuh, semoga kita selalu diberikan kesehatan dan kewarasan oleh ALLOH SWT. Sehingga kita dapat beraktifitas dan terus beribadah kepada-NYA. Saat artikel pembelajaran tajwid surat al-Mujadalah ini ditulis, dunia sedang mendapatkan musibah yang berat dari ALLOH SWT, yaitu dengan mewabahnya virus corona. Saudara-saudara kita di Indonesia juga ada beberapa orang yang menjadi korban dari virus ini. Dan ada banyak orang yang juga terkena dampaknya. Perlu diketahui bahwa semua itu adalah ujian dari ALLOH untuk orang-orang beriman dan merupakan siksa untuk orang-orang yang tidak beriman. Jadi mari kita bisa saling berintropeksi diri mengenai amalan kita masing-masing. Salah satu amalan yang bisa kita lakukan adalah tadarus Al-Quran disela-sela kegiatan kita di rumah. Karena amalan membaca Al-Quran adalah amalan yang bisa mendatangkan pahala dari ALLOH SWT. Selain itu, pada artikel ini juga saya tuliskan hukum tajwid di surat Al-Mujadalah ayat 11. Berikut ini saya tuliskan penjelasan hukum tajwid yang terkandung pada setiap hurufnya. Mohon untuk diperhatikan. يَا أَ = Mad jaiz, karena ada huruf mad thabi’i bertemu dengan huruf hamzah di lain kalimat. Cara membacanya panjang seperti mad thabi’i 2 harakat atau 4 harakat. لَكُمْ تَفَسَّحُوْا = Idhar safawi, karena ada huruf mim mati/sukun bertemu dengan huruf ta’. Cara membacanya terang di bibir dengan mulut tertutup. فِيْ الْمَجَالِسْ = Al qomariah, karena ada huruf ال bertemu dengan huruf mim. Cara membacanya harus terang dan jelas. يَفْسَحِ الله = Lam tarqiq, karena ada lafal ALLAH yang didahului kasroh. Cara membacanya tipis. انْشُزُوْا = Ikhfa haqiqi, karena ada huruf nun mati/sukun bertemu dengan hurud syin. Cara membacanya samar-samar membentuk huruf syin. نْشُزُوْا = Ikhfa haqiqi, karena ada huruf nun mati/sukun bertemu dengan hurud syin. Cara membacanya samar-samar membentuk huruf syin. يَرْفَعِ الله = Lam tarqiq, karena ada lafal ALLAH yang didahului kasroh. Cara membacanya tipis. مِنْكُمْ = Ikhfa haqiqi, karena ada huruf nun mati/sukun bertemu dengan hurud kaf. Cara membacanya samar-samar membentuk huruf kaf. تُوْ الْعِلْمَ = Al qomariah, karena ada huruf ال bertemu dengan huruf ain. Cara membacanya harus terang dan jelas. دَرَجَاتٍ = Mad arid lisukun, karena ada waqaf yang sebelumnya ada huruf mad thabi’i. Cara membacanya boleh panjang 4 harakat atau lebih dan juga boleh dua harakat. وَاللهُ = Lam tafkhim, karena ada lafal ALLOH yang didahului fatkhah. Cara membacanya tebal. خَبِيْرٌ = Mad arid lisukun, karena ada waqaf yang sebelumnya ada huruf mad thabi’i. Cara membacanya boleh panjang 4 harakat atau lebih dan juga boleh dua harakat. Untuk hukum tajwid mad thabi’i tidak saya tuliskan, karena saya anggap sudah tahu semuanya. Isi Kandungan Surat Al-Mujadalah Ayat 11 Artinya “Hai orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu “Berlapang-lapanglah dalam majlis”, maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan “Berdirilah kamu”, maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan”. Ayat ini memerintahkan kita sebagai orang iman agar dapat berbagi tempat ketika mencari ilmu. Namun secara umum ayat ini menjelaskan tentang wajibnya mencari ilmu, karena dengan ilmu tersebut maka ALLOH akan mengangkat derajatnya orang iman. Secara khusus ayat ini ditujukan untuk anak-anak muda supaya bisa lebih menghormat kepada orang yang lebih tua. Apalagi dalam masalah mencari ilmu, yaitu dengan mengagungkan orang yang lebih tua. Maka ALLOH akan mengangkat derajatnya. Asbabul nuzulnya; ayat ini turun di hari jum’at, dimana sebelum khotbah Nabi masih menunggu veteran perang badar. Pada saat veteran perang badar datang, keadaan masjid sudah penuh dan mereka harus menuggu di luar. Akhirnya Nabi memerintahkan kepada beberapa orang iman lainya untuk memberikan tempat duduk kepada veteran perang badar. Namun mereka tidak mau, lalu turunlah ayat ini. Surat Al Mujadalah ayat 11 adalah ayat tentang semangat menuntut ilmu. Berikut ini arti, tafsir dan kandungan makna Al Mujadilah ayat 11. Surat Al Mujadalah المجادلة yang juga dinamakan Al Mujadilah merupakan surat madaniyah. Al mujadalah artinya adalah gugatan sedangkan al mujadilah artinya adalah wanita yang menggugat. Dinamakan demikian karena surat ini adalah jawaban Allah atas ucapan wanita yang mengajukan gugatan mengenai perkataan suaminya. Adapun secara khusus ayat 11, ia adalah ayat yang menjelaskan adab bermajlis dan motivasi untuk menuntut ilmu. Surat Al Mujadalah Ayat 11 Beserta ArtinyaAsbabun Nuzul Al Mujadalah Ayat 11Tafsir Surat Al Mujadalah Ayat 111. Adab Menghadiri Majelis dan Keutamaannya2. Allah Meninggikan Derajat Orang Berilmu3. Pengetahuan dan Balasan AllahKandungan Surat Al Mujadilah Ayat 11 Surat Al Mujadalah Ayat 11 Beserta Artinya Berikut ini Surat Al Mujadalah Ayat 11 dalam tulisan Arab, tulisan latin dan artinya dalam bahasa Indonesia يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِذَا قِيلَ لَكُمْ تَفَسَّحُوا فِي الْمَجَالِسِ فَافْسَحُوا يَفْسَحِ اللَّهُ لَكُمْ ۖ وَإِذَا قِيلَ انْشُزُوا فَانْشُزُوا يَرْفَعِ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ ۚ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ Yaa ayyuhal ladziina aamanuu idzaa qiila lakum tafassahuu fil majaalisi fafsahuu yafsahillaahu lakum. Wa idzaa qillan syuzuu fansyuzuu, yarfa’illaahul ladziina aamanuu minkum walladziina uutul ilma darojaat. Walloohu bimaa ta’maluuna khobiir ArtinyaHai orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu “Berlapang-lapanglah dalam majlis”, maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan “Berdirilah kamu”, maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. Baca juga Surat An Nur Ayat 2 Asbabun Nuzul Al Mujadalah Ayat 11 Rasulullah biasa memberikan tempat khusus kepada para sahabat ahli badar. Di suatu hari, ketika majlis sedang berlangsung, datang beberapa sahabat ahli badar. Mereka mengucapkan salam kepada Rasulullah dan beliau menjawabnya. Mereka mengucapkan salam kepada orang-orang di majlis itu dan mereka menjawabnya pula. Namun, tidak ada yang beranjak dari tempat duduknya sehingga para ahli badar itu berdiri. Maka Rasulullah memerintahkan kepada sahabat-sahabatnya yang lain, yang tidak ikut perang badar, untuk mengambil tempat lain agar para ahli badar bisa duduk di dekat beliau. Orang-orang munafik memanfaatkan kesempatan itu dengan menuduh Rasulullah tidak adil. “Katanya Muhammad berlaku adil, ternyata tidak.” Mereka bermaksud memecah belah para sahabat. Ketika tuduhan itu sampai di telinga Rasulullah, beliau menjelaskan bahwa siapa yang memberi kelapangan untuk saudaranya, ia akan mendapatkan rahmat Allah. Para sahabat menyambut seruan Rasulullah itu dan Allah pun menurunkan Surat Al Mujadalah ayat 11. Tafsir Surat Al Mujadalah Ayat 11 ini disarikan dari Tafsir Ibnu Katsir, Tafsir Fi Zhilalil Quran, Tafsir Al Azhar, Tafsir Al Munir dan Tafsir Al Misbah. Harapannya, agar ringkas dan mudah dipahami. Kami memaparkannya menjadi beberapa poin dimulai dari redaksi ayat dan artinya. Kemudian diikuti dengan tafsirnya yang merupakan intisari dari tafsir-tafsir di atas. 1. Adab Menghadiri Majelis dan Keutamaannya Poin pertama dari Surat Al Mujadalah ayat 11 ini adalah adab dalam majlis dan keutamaannya. يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِذَا قِيلَ لَكُمْ تَفَسَّحُوا فِي الْمَجَالِسِ فَافْسَحُوا يَفْسَحِ اللَّهُ لَكُمْ ۖ وَإِذَا قِيلَ انْشُزُوا فَانْشُزُوا Hai orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu “Berlapang-lapanglah dalam majlis”, maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan “Berdirilah kamu”, maka berdirilah, Kata tafassahuu تفسحوا dan ifsahuu إفسحوا berasal dari kata fasaha فسح yang artinya lapang. Sedangkan kata unsyuzu أنشزوا berasal dari kata nusyuuz نشوز yang artinya tempat yang tinggi. Yaitu beralih ke tempat yang tinggi. Perintah itu berarti, berdirilah untuk pindah ke tempat lain guna memberikan kesempatan kepada orang lain agar duduk di situ. Ayat ini memberikan tuntunan adab atau etika bermajlis. Yakni hendaklah setiap orang berlapang-lapang dalam majlis. Tidak mengambil tempat duduk kecuali seperlunya dan mempersilakan orang lain agar bisa duduk di majlis jika masih memungkinkan. Dalam Surat Al Mujadalah ayat 11 ini juga ada tuntunan, hendaklah seseorang memberikan tempat yang wajar serta mengalah kepada orang-orang yang dihormati dan orang-orang yang lemah. Dalam konteks asbabun nuzul, para sahabat ahli badar adalah orang-orang yang memiliki keutamaan dan kedudukan mulia dalam Islam karena jasa besar mereka dalam perjuangan. Karena itulah Rasulullah memberikan tempat khusus kepada mereka. Imam Qurthubi menjelaskan, boleh bagi seseorang mengutus pembantunya untuk mengambilkan tempat duduk baginya di masjid. Dengan catatan, pembantunya itu berdiri untuk pindah ke tempat lain ketika yang mengutusnya datang dan duduk. Namun secara umum, dilarang menyuruh seseorang untuk pindah dari tempat duduknya untuk ia tempati. لاَ يُقِمِ الرَّجُلُ الرَّجُلَ مِنْ مَجْلِسِهِ ثُمَّ يَقْعُدْ فِيهِ “Janganlah seseorang menyuruh berdiri orang lain dari majlisnya lalu ia duduk menggantikannya.” HR. Ahmad Orang yang memberi kelapangan kepada orang lain, ia akan diberi kelapangan oleh Allah. Orang yang memberikan tempat duduk kepada orang lain, ia juga mendapat kebaikan dari Allah. Baca juga Ayat Kursi 2. Allah Meninggikan Derajat Orang Berilmu Poin kedua dari Surat Al Mujadalah ayat 11 ini adalah keutamaan orang yang berilmu. Bahwa Allah akan meninggikan derajat mereka. يَرْفَعِ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Ibnu Katsir menjelaskan, janganlah memiliki anggapan bahwa apabila seseorang dari kalian memberikan kelapangan untuk tempat duduk saudaranya yang baru tiba atau ia disuruh bangkit untuk saudaranya itu merendahkannya. Tidak, bahkan itu merupakan suatu derajat ketinggian baginya di sisi Allah. Orang yang mau memberikan kelapangan kepada saudaranya dan bersegera saat disuruh Rasulullah bangkit, mereka adalah orang-orang berilmu yang tahu adab majlis. Maka Allah meninggikan derajat mereka. Firman Allah ini juga berlaku umum, siapa pun yang beriman dan berilmu, Allah akan meninggikan derajatnya. Tak hanya di dunia, tapi juga di akhirat. Umar pernah bertemu Nafi’ bin Abdul Haris di Asfan. Sebelumnya, Umar menunjuk Nafi’ menjadi amilnya di Makkah. Maka Umar bertanya kepada Nafi’ “Siapakah yang menggantikanmu untuk memerintah di Makkah?” “Aku mengangkat Ibnu Abza sebagai penggantiku,” jawab Nafi’. “Engkau mengangkat seorang bekas budak untuk menggantikanmu mengurus Makkah?” “Wahai amirul mukminin, sesungguhnya dia seorang ahli qiraat dan hafal Al Quran, alim mengenai ilmu faraid.” Maka Umar pun menyetujuinya, seraya membacakan hadits Nabi إِنَّ اللَّهَ يَرْفَعُ بِهَذَا الْكِتَابِ أَقْوَامًا وَيَضَعُ بِهِ آخَرِينَ “Sesungguhnya Allah meninggikan derajat suatu kaum berkat Kitab Al Quran ini dan merendahkan kaum lainnya karenanya.” HR. Muslim Sayyid Qutb dalam Tafsir Fi Zilalil Quran menjelaskan bahwa ayat ini mengajarkan kepada kaum muslimin bahwa keimananlah yang mendorong mereka berlapang dada dan menaati perintah. Ilmulah yang membina jiwa lalu dia bermurah hati dan taat. “Iman dan ilmu itu mengantarkan seseorang kepada derajat yang tinggi di sisi Allah. Derajat ini merupakan imbalan atas tempat yang diberikannya dengan suka hati dan atas kepatuhan kepada Rasulullah,” tulis Sayyid Qutb. 3. Pengetahuan dan Balasan Allah Poin ketiga dari Surat Al Mujadalah ayat 11 ini adalah penegasan bahwa Allah Maha Mengetahui dan Mengabarkan serta memberi imbalan berdasarkan ilmu. وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. Allah Maha Mengetahui segala yang dilakukan oleh hamba-hambaNya. Termasuk motivasi yang melatarbelakanginya. Seluruhnya itu akan dikabarkan Allah di akhirat nanti dan akan diberiNya balasan. Mereka yang dengan ikhlas memberi kepalangan kepada saudaranya dan mereka yang mentaati Rasulullah, mereka akan mendapatkan pahala di akhirat kelak. Demikian pula mereka yang tidak mau memberi kelapangan, bahkan orang munafik yang menuduh Rasulullah tidak adil, mereka juga akan mendapatkan balasan di akhirat kelak. “Allah memberikan balasan berdasarkan ilmu dan pengetahuan akan hakikat perbuatanmu dan atas motivasi yang ada di balik perbuatan itu,” terang Sayyid Qutb. Baca juga Isi Kandungan Surat Al Mujadalah Ayat 11 Kandungan Surat Al Mujadilah Ayat 11 Berikut ini adalah isi kandungan Surat Al Mujadilah Ayat 11 Di antara adab menghadiri majlis termasuk majlis ilmu dan majlis dzikir adalah berlapang-lapang dan memberikan kelapangan kepada orang lain agar bisa duduk di majlis majlis boleh memerintahkan seseorang untuk pindah guna memberikan tempat kepada orang yang dimuliakan. Dan hendaklah orang yang diperintah mentaati pemimpin majlis yang memberikan kelapangan kepada saudaranya di majlis, Allah akan memberikan kelapangan akan meninggikan derajat orang yang beriman dan berilmu beberapa Maha Mengetahui apa yang dikerjakan hamba-hambaNya dan motivasi di balik perbuatan itu. Dia juga memberikan balasan berdasarkan hakikat dan motivasi perbuatan ini memotivasi orang-orang beriman untuk menuntut ilmu dan menjadi orang-orang yang berilmu. Demikian Surat Al Mujadalah ayat 11 mulai dari tulisan Arab dan latin, terjemah dalam bahasa Indonesia, tafsir dan isi kandungan maknanya. Semoga bermanfaat dan menjadikan bersemangat menuntut ilmu serta mengalamkan adab dalam menghadiri majlis. Wallahu a’lam bish shawab. [Muchlisin BK/BersamaDakwah]

hukum bacaan surat al mujadalah ayat 11 beserta alasannya